Desa Baha, Menjaga Harmoni Lewat Aliran Air
Sawah-sawah Desa Baha dialiri sistem irigasi Subak yang dijalankan secara kolektif. Subak bukan hanya membagi air, tetapi juga mewujudkan nilai Tri Hita Karana: keseimbangan manusia, alam, dan Tuhan. Pekaseh memimpin dan menjaga harmoni lewat musyawarah dan keputusan bersama.
Melalui Subak, warga menanam padi sekaligus menanam nilai-nilai kebersamaan dan spiritualitas yang diwariskan lintas generasi.


Desa Baha: Hidup yang Masih Berjalan dengan Adat
Pernahkah kamu mengunjungi desa yang seolah waktu berjalan lebih lambat? Suara gemericik air sawah dan aroma dupa pagi menyatu dalam kehidupan sehari-hari. Itulah Desa Baha—tenang, tradisional, dan hidup dalam irama budayanya.
Terletak di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Desa Baha adalah desa adat yang mempertahankan nilai-nilai tradisi leluhur. Arsitektur rumah, sistem sosial, dan kehidupan gotong royong menunjukkan kuatnya adat yang masih berlangsung.
Gumitir di Desa Baha: Bunga, Doa, dan Kehidupan
Bunga Gumitir tumbuh indah di antara sawah-sawah Desa Baha. Warna kuning keemasannya mempercantik lanskap desa dan memiliki makna spiritual mendalam. Gumitir digunakan dalam canang, persembahan, dan berbagai upacara adat sebagai simbol kesucian dan ketulusan niat.
Selain sebagai elemen budaya, Gumitir juga menjadi sumber penghasilan bagi warga. Dibudidayakan dengan penuh ketekunan dan disiram oleh air Subak, Gumitir menjadi cerminan harmonisasi alam, ekonomi, dan spiritualitas.


Perempuan Baha: Penjaga Tradisi, Penopang Ladang
Perempuan Desa Baha berperan penting dalam kehidupan spiritual dan ekonomi desa. Dari menyiapkan canang di pagi hari, ikut menanam dan memanen hasil bumi, hingga aktif dalam kegiatan PKK dan upacara adat, mereka adalah penjaga kesinambungan budaya.
Terang Bulan di Langit Baha: Sembahyang Purnama
Saat bulan purnama tiba, suasana di Desa Baha menjadi hening dan syahdu. Warga melakukan sembahyang purnama dengan penuh khidmat. Tak ada musik keras, tak ada keramaian—hanya suara alam dan doa yang dibisikkan dalam kesunyian malam.
Ritual ini menjadi warisan spiritual yang terus dijaga. Di tengah modernisasi, Sembahyang Purnama menjadi pengingat bahwa kesederhanaan dan kekhidmatan tetap menjadi bagian dari jati diri masyarakat Desa Baha.
